Pendampingan Pengukuran Penerangan Optimal di Masjid Al-Hikmah Surabaya

Abstract

Masjid memiliki peran penting sebagai pusat ibadah dan aktivitas sosial umat Islam, sehingg memerlukan sistem penerangan yang baik, terutama untuk kegiatan malam hari seperti shalat berjamaah dan pengajian. Namun, tingginya kebutuhan listrik sering tidak diimbangi dengan pengelolaan energi yang efisien, yang berdampak pada pemborosan dan biaya operasional tinggi. Masjid Al-Hikmah di Rungkut, Surabaya, merupakan masjid aktif dengan banyak kegiatan keagamaan, namun masih menghadapi tantangan dalam pengelolaan energi, terutama dalam sistem penerangan yang sering dibiarkan menyala tanpa pengawasan. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini terdiri dari pengukuran penerangan di area masjid, serta perhitungan dan analisis kebutuhan penerangan yang optimal. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menghasilkan sejumlah temuan penting. Berdasarkan acuan SNI 7062:2019, jumlah titik pengukuran intensitas pencahayaan di area masjid adalah 42 titik. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata intensitas penerangan mencapai 189 lux, yang melebihi standar minimum pencahayaan untuk aktivitas di dalam masjid. Dengan demikian, penggunaan penerangan buatan berupa lampu tidak diperlukan pada pagi, siang, dan sore hari dalam kondisi pencahayaan alami yang memadai. Untuk mendukung efektivitas pencahayaan alami, pemeliharaan kebersihan pada elemen bangunan seperti jendela dan pintu kaca perlu dilakukan secara rutin agar transmisi cahaya matahari tetap optimal.